Monday, April 18, 2016

Ghost In The Shell: Scarlett Johansson Berwajah Asia ?

Ghost-in-the-shell-adaptasi-hollywood

Casting Scarlett Johansson (pemeran Black Widow) sebagai Major dalam adaptasi live-action manga ‘Ghost In The Shell’ dari awal memang sudah memicu kontroversi. Scarlett Johansson memerankan karakter orang asia dianggap sebagai contoh terbaru tradisi ‘Whitewashing’, sebuah tradisi casting aktor / aktris kulit putih untuk memerankan karakter non kulit putih karena dianggap lebih ‘menjual’. Dan baru – baru ini, daftar kontroversi adaptasi manga karya Masamune Shirow ini kian bertambah dengan munculnya berita bahwa Scarlett Johansson akan disulap jadi orang asia.

 

penampakan-tampilan-pertama-scarlett-johansson-sebagai-major

Sempat mereda, beberapa waktu lalu, setelah dirilisnya foto pertama Scarlett Johansson sebagai karakter Major, kontroversi tentang keputusan casting pihak studio kembali muncul. Sebagai sebuah manga yang notabenenya berasal dari jepang, karakter – karakter yang terlibat dalam cerita ‘Ghost in The Shell’ memang sebagian besar adalah orang asia. Banyak yang mempertanyakan kenapa pihak studio tidak memilih aktor / aktris dengan etnis yang sesuai dengan karakter aslinya. Jika alasannya karena kurang menjual, di jaman modern seperti sekarang, anggapan macam ini seharusnya sudah tidak berlaku lagi. Aktris berdarah cina-america Ming-Na Wen (Agents of S.H.I.E.L.D) berkomentar tentang casting Scarlett Johansson untuk peran Major melalui akun twitter-nya :

“Saya tidak memiliki masalah dengan Scarlett Johansson. Bahkan, saya adalah penggemar beratnya. Tapi, saya sangat menentang tradisi ‘Whitewashing’ untuk peran orang asia”

-Ming-Na Wen

(@MingNa) April 14, 2016

Kontroversi adaptasi live-action manga ‘Ghost in The Shell’ pun tidak berhenti sampai disitu. Baru – baru ini, pihak studio dikabarkan melakukan serangkaian test pada Scarlett Johansson untuk membuat aktris pemeran Black Widow ini terlihat mirip orang asia.

Secara eksklusif dilaporkan oleh ScreenCrush, berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang dekat dengan proyek adaptasi ini, Paramount dan DreamWorks meminta Lola VFX, ahli digital effects yang terkenal lewat hasil kerjanya membuat Brad Pitt dan Cate Blanchett terlihat tua dalam film ‘The Curious Case of Benjamin Button’, untuk mencoba melakukan touch-up pada Scarlett Johansson agar terlihat seperti orang asia dengan teknik yang sama.

Apa yang dilakukan Lola VFX adalah contoh trend ‘Beauty Work’ yang sedang berkembang di Hollywood saat ini. Sebuah trend penggunaan visual effect (efek digital komputer) pada fase post-production untuk merubah tampilan para aktor dalam film, seperti membuat mereka lebih kurus, lebih langsing, lebih muda, bahkan mungkin lebih menawan.

scarlett-johansson-perankan-major

Kembali ke masalah test tadi. Sumber yang dekat dengan proyek adaptasi ini menambahkan bahwa meskipun test tersebut diminta oleh tim produksi sendiri, namun ketika mulai dikembangkan dan direview, ide (visual efek untuk merubah etnis aktor) ini akhirya ditolak.

ScreenCrush juga mencoba meminta komentar pihak Paramount Pictures mengenai test tersebut, pihak studio mengakui ada semacam test, namun membantah keterlibatan Scarlett Johansson. Berikut komentarnya :

“Sebuah test dilakukan untuk scene tertentu pada para aktor latar belakang namun akhirnya dibatalkan. Sama sekali tidak ada test efek visual dilakukan pada karakter yang diperankan Scarlett Johansson dan tidak ada rencana untuk itu di masa depan”

Sumber ScreenCrush memberikan pernyataan yang berbeda dengan komentar pihak studio di atas. Mereka mengatakan bahwa test tersebut secara spesifik diperuntukkan bagi karakter yang diperankan Scarlett Johansson, tapi dilakukan tanpa partisipasi dan sepengetahuan sang aktris.

Sejauh ini, pihak Lola VFX belum memberikan komentar tentang keterlibatan mereka.

Film ‘Ghost in The Shell’ rencananya akan dirilis tanggal 31 Maret 2017

No comments:

Post a Comment